lukisan kemanunggalan tni dan rakyat
MahakamUlu, Guna mendekatkan diri dengan masyarakat untuk menguatkan kemanunggalan bersama rakyat, prajurit TNI dalam TMMD ke-104 wilayah perbatasan (Wiltas) TA 2019 yang dilaksanakan oleh Kodim 0912 Kutai Barat (Kubar) di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), terus menguatkan kebersamaan
Dikatakan untuk merekatkan kemanunggalan TNI dan rakyat serta mempererat hubungan silaturahmi dan kekeluargaan antara TNI dan rakyat, Satgas TMMD ke-100 wajib tidur di rumah masyarakat dan makan bersama masyarakat dengan memanfaatkan ULP Prajurit yang diberikan oleh pimpinan. Hal tersebut membuktikan TNI dan rakyat tidak terpisahkan.
Melaksanakanbakti TNI dan bantuan kemanusiaan dalam rangka pelaksanaan operasi militer selain perang secara baik agar tercipta kemanunggalan TNI dengan rakyat. LUKISAN CAKRA Dalam cerita wayang (pewayangan), cakra adalah senjata Kresna berupa panah beroda yang digunakan sebagai senjata " Pamungkas " (terakhir).
Kegiatanitu bertemakan Dengan Semangat Serter TNI Kita Tingkatkan Kegiatan Binter TNI secara Massif Guna Mengatasi Kesulitan Rakyat di Wilayah Kerja Lantamal IV Tanjung Pinang . Kegiatan digelar
terjadipada masyarakat feodal dan masyarakat militer. Perubahan nama. terjadi seiring dengan kenaikan pangkat. Contohnya di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang. memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di. depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja. 40. Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
Site De Rencontre Sans Faux Profils. Table Of Content [ Close ] Kendal 13 Agustus 2018,Penyerahkan Piala Serta Uang Pembinaan Bagi Pemenang Juara Satu Lomba Lukis Yang Bertaema Kemanunggalan Tni Dan Masyarakat Yang Diadakan Kodim 0715 Kendal,Juara Satu Di Peroleh Oleh Perwakilan Dari Binaan Koramil 08 Berita Balikpapan Terkini Wujudkan Kemanunggalan Tni Dan Rakyat, Deninteldam Vi/Mulawarman Gelar Komunikasi Sosial Detasemen Intelijen Atau Denintel Kodam Vi/Mulawarman Menggandeng Beragam Komponen Masyarakat Dalam Kegiatan Komunikasi Sosial, Senin 15/8/2022 Berdasarkan Penuturan Tim Juri Sebenarnya Butuh Waktu Tiga Hari Tiga Malam Paling Tidak Sasaran Yang Ingin Dicapai Adalah Kemanunggalan Tni Dan Rakyat Yang Lebih Kuat.” Ujar Laksamana Pertama Tni Endra Sulistiyono, Peran Kami Sebagai Babinsa Itu Merupakan Bagian Dari Kemanunggalan Tni Dengan Rakyat, Karena Tni Berasal Dari Rakyat Dan Untuk Rakyat, ” Ujar Sertu Kemanunggalan Tni Dan Rakyat. Kemanunggalan tni dengan rakyat itu nyata di pulau parit. Kegiatan kemanunggalan membangun desa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan terutama di kecamatan gamping kabupaten Mewarnai Hut Ri Ke 73 Gambar Mewarnai Terbaik from kemanunggalan tni dan rakyat. We identified it from obedient source. Sasaran yang ingin dicapai adalah kemanunggalan tni dan rakyat yang lebih kuat.” ujar laksamana pertama tni endra sulistiyono, 13 Agustus 2018,Penyerahkan Piala Serta Uang Pembinaan Bagi Pemenang Juara Satu Lomba Lukis Yang Bertaema Kemanunggalan Tni Dan Masyarakat Yang Diadakan Kodim 0715 Kendal,Juara Satu Di Peroleh Oleh Perwakilan Dari Binaan Koramil 08 tni manunggal membangun desa tmmd bernama amd abri masuk desa sudah berupaya mengembangkan semangat kemanunggalan tni dan rakyat. Hal tersebut gambaran secara utuh dimasa pendemi yang berkepanjangan ini. Kemanunggalan tni dan masyarakat putrikelana101 Balikpapan Terkini Wujudkan Kemanunggalan Tni Dan Rakyat, Deninteldam Vi/Mulawarman Gelar Komunikasi Sosial Detasemen Intelijen Atau Denintel Kodam Vi/Mulawarman Menggandeng Beragam Komponen Masyarakat Dalam Kegiatan Komunikasi Sosial, Senin 15/8/2022Usai digelar lomba lukis pada minggu lalu di halaman makodim 0809 kediri, kemudian dilakukan penjurian, selanjutnya 113 karya terpilih dipamerkan di ketos 2013 ini dapat terselenggara dengan lancar, tertib, dan aman berkat jerih payah, kesungguhan, ketekunan, dan dedikasi yang tinggi dari para pelaksana di lapangan, dengan dukungan penuh. Kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 Penuturan Tim Juri Sebenarnya Butuh Waktu Tiga Hari Tiga Malam Paling Tidak pemerintah, tni dan masyarakat dengan semangat kebhinekaan. Kemanunggalan tni dan masyarakat [email protected] unlabelled kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal ,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 patean. Here are a number of highest rated lukisan kemanunggalan tni dan rakyat pictures upon Yang Ingin Dicapai Adalah Kemanunggalan Tni Dan Rakyat Yang Lebih Kuat.” Ujar Laksamana Pertama Tni Endra Sulistiyono, dengan tema ” kemanunggalan tni dan rakyat ini secara keseluruhan terkomposisi secara artistik dan naratif yang terangkum dalam satu kanvas. Kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 patean. Sebagai bentuk rasa solidaritas dan kepedulian sesama manusia serta meningkatkan kemanunggalan tni dengan rakyat, korem 152/babullah bekerja sama dengan unsur terkait membantu masyarakat tidak mampu dalam mendirikan/renovasi rumah sebagai tempat Kami Sebagai Babinsa Itu Merupakan Bagian Dari Kemanunggalan Tni Dengan Rakyat, Karena Tni Berasal Dari Rakyat Dan Untuk Rakyat, ” Ujar Sertu believe this nice of lukisan kemanunggalan tni dan rakyat graphic could possibly be the most trending topic as soon as. Bersatu padu menegakkan disiplin protokol. Agustus 9, 2022 0 views. kemanunggalan lukisan
Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Nav Indrastanto Setiawan, foto bersama dengan para pejabat dan tokoh AU. “Semangat kebersamaan seperti gotong royong masyarakat dengan aparat menjadi refleksi kekuatan yang sangat besar dari segenap komponen bangsa. Semangat inilah hakikat dari kemanunggalan TNI dengan rakyat sebagai roh perjuangan bangsa yang akan terus terpelihara untuk mewujudkan potensi wilayah dalam membentuk kekuatan pertahanan yang kokoh,” ujar Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Nav Indrastanto Setiawan, membacakan sambutan Kasad Jenderal TNI Mulyono pada upacara penutupan TMMD TNI Manunggal Membagun Desa Reguler Ke-103 Tahun 2018 di Lapangan Desa Kumba, Pidie Jaya, Selasa 13/11. Bertemakan “TNI Manunggal Rakyat Dalam Mewujudkan Desa Yang Maju, Sejahtera dan Demokratis”, menurutnya, sejalan visi pemerintah pusat melalui kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran untuk membantu daerah yang belum tersentuh pembangunan secara merata. “Momentum ini sekaligus menggelorakan semangat gotong royong serta memantapkan imunitas bangsa,” tegasnya seraya menjelaskan imunitas bangsa sebagai wujud kepedulian TNI memandang pentingya semangat bersatu, menghormati perbedaan, pantang menyerah dan rela berkorban untuk menjawab persoalan sosial yang berakar dari perubahan sikap hidup serta nilai luhur budaya karena pengaruh modernisasi dan globalisasi. Selama hampir satu bulan sejak TMMD Reguler Ke-103 Kodim 0102/Pidie buka Bupati Pidie Jaya H. Aiyub Abbas pada 15 Oktober lalu, beberapa pencapaian telah diperoleh antara lain pembukaan, pelebaran dan pengerasan badan jalan sepanjang 4000 meter dan lebar 9 meter, penyiraman sirtu sepanjang 4000 meter, pemasangan gorong-gorong, pembuatan box caulvert, perbaikan rumah sebanyak 2 unit, pembuatan satu pos kamling dan pemasangan listrik masyarakat. Selain itu, selama kegiatan ini berlangsung juga dilaksanakan pengobatan massal, pelayanan donor darah, penyuluhan pertanian, peternakan, ceramah keamanan dan ketertiban masyarakat dilanjutkan wawasan kebangsaan, pemberian informasi tentang bencana alam dan Narkoba. Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Nav Indrastanto Setiawan, bersalaman dengan para yang setinggi-tinggi disampaikan kepada personel yang terlibat TMMD Reguler Ke-103 Kodim 0102/Pidie yang meliputi personel TNI Polri, Pemda Pidie Jaya, Polkes Sigli yang didukung tokoh daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah ambil bagian dalam kegiatan ini dan jadikanlah momen TMMD ini sebagai pelajaran dan pengalaman bagaimana menjadi bagian dari solusi serta pendorong motivasi bagi rakyat, karena TNI lahir dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat,” tutupnya. Turut hadir dalam penutupan TMMD Reguler Ke-103 Kodim 0102/Pidie, LO AU Kodam Iskandar Muda Kolonel Tek Chaerruman, Kabintaldam Iskandar Muda Kolonel Inf Fajar Nugraha, Kababinminvetcaddam Iskandar Muda Kolonel Inf Teguh Wiyono, Dandim 0102/Pidie Letkol Arm Wagino, selaku Dansatgas, Dandim 0111/Bireun Letkol Inf Amrullah Huda, pejabat Forkopimda Kabupaten Pidie Jaya dan SKPD Kabupaten Pidie Jaya. Terkait
2 Anggota TNI berbagi mi instan saat menangani kabut asap. ©2015 - Sangar dan tangguh, begitu pandangan pertama saat orang-orang melihat barisan personel Tentara Nasional Indonesia TNI saat melintas di depan mata. Dengan seragam loreng hijau yang dikenakan, mereka nampak seperti prajurit yang profesional, dan siap menjalankan tugas tanpa kenal balik kesangaran dan ketangguhan, para prajurit ini tetap terlahir sebagai manusia biasa. Mencintai rakyat kecil merupakan bagian dari tugas mereka. Ada sejumlah momen di mana prajurit tetap menunjukkan sisi kemanusiaan, baik saat berlatih maupun ketika berada di tengah tugas. Berikut foto-foto dramatis TNI yang dikumpulkan Nazar di depan makam ayah Dengan bertelanjang kaki sambil memegang erat foto sang ayah dan bendera merah putih yang telah dilipat, Rayski Bagus Mandala Putra berlari menuju makam sang ayah. Pemuda yang biasa disapa Pikki itu berlari ke tempat peristirahatan terakhir sang ayah untuk menepati nazarnya, jika ia menjadi anggota ini langsung menjadi viral di dunia maya, dan membuat netizen terharu. Ayah Pikki sendiri merupakan anggota Kopassus dengan pangkat terakhir Sersan Mayor. Namun, janji itu tetap ditepatinya. Foto ini disebar luas oleh akun Facebook Greafik mi instan di tengah asap Foto dua anggota TNI ini yang tengah menangani kebakaran hutan dan lahan bikin heboh di media sosial. Foto ini pun menjadi viral di media foto tersebut terlihat kedua anggota TNI itu terlihat kompak bukan cuma dalam menangani kabut asap, namun juga ketika beristirahat. Kekompakannya nampak terlihat saat seorang anggota TNI tengah memberikan mi instan yang belum matang kepada minta hujan saat tiba di medan tugas Setelah melakukan perjalanan selama berjam-jam menuju lokasi kebakaran hutan, para prajurit ini tidak lantas berleha-leha. Mereka lantas menggelar salat istisqa di sekitar landasan untuk meminta tersebut disebarluaskan oleh akun Facebook Eka Wijayanti. Dia memperlihatkan seluruh prajurit berpakaian loreng sedang bersujud kepada Allah SWT agar bencana kabut asap bisa nenek seberangi jembatan darurat Foto ini didapatkan dari akun Instagram indonesian_spetsnaz, yang memperlihatkan seorang anggota Bintara Pembina Desa Babinsa saat ditugaskan ke lokasi bencana alam. Dia rela mengangkat nenek yang tidak dikenalnya dan menyeberangkannya ke tempat yang langkah harus diperhitungkan dengan baik, jika salah dia dan nenek tersebut bisa kehilangan nyawa. Ditambah lagi titian jembatan yang licin akibat siraman hujan dan aliran air di bawahnya nampak sedekah pada pengemis Akun Instagram indonesian_spetsnaz juga memamerkan foto haru yang membuat banyak orang menitikkan air matanya. Pada foto itu nampak barisan prajurit sedang berlatih fisik dengan berlari, latihan ini biasa dilakukan di semua tangsi bikin haru adalah, satu di antara seluruh prajurit, ada yang tetap memberikan sedekah kepada ibu tua. Ibu tersebut duduk seorang diri, dan nampak terkejut ketika menerima lembaran rupiah dari prajurit baik hati beberapa foto prajurit TNI yang bikin banyak orang terharu. [tyo]Baca jugaBrigjen AM Putranto resmi jabat Pangdivif-1 KostradIni momen-momen senjata Pindad kejutkan dunia internasionalMelihat aksi TNI AL unjuk kebolehan di RIMPAC 2016TNI diminta serang Abu Sayyaf karena sudah keterlaluan sandera WNIPrajurit Kostrad tak mempan disogok Rp 20 juta dari penjual miras
Dandim 0734/Yogyakarta, Kolonel Arh Zaenudin, FOTO/IST Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia membuktikan bahwa kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan sebuah capaian dalam merebut maupun mempertahankan kemerdekaan. Pada saat sidang BPUPKI Juni Tahun 1945, Muhammad Yamin menyampaikan gagasannya tentang pertahanan Indonesia yang saat itu belum memiliki konsep. Yamin berucap “…tanah tumpah Indonesia yang kita ingini harus menjadi daerah Negara Republik Indonesia yang kita putuskan. Kita ambil seluruh tanah Indonesia menjadi daerah Indonesia dan tidak memberikan sejengkal kekuasaan Republik Indonesia yang kita ingini."Pidato Yamin dalam BPUPKI merupakan gagasan penting dalam meletakkan konsep pertahanan negara yang melindungi segenap tumpah darahnya. BPUPKI yang kemudian digantikan oleh PPKI dalam merumuskan proklamasi dan konstitusi negara menyatakan bahwa sistem pertahanan yang dianut Indonesia adalah pertahanan rakyat semesta sishanrata. Konsep ini dimuat dalam alenia keempat yakni “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia…” serta Pasal 30 ayat 2 UUD 1945. Sishanrata sudah mengiringi berbagai operasi militer yang tentunya berhasil seiring dukungan dari rakyat. Pertempuran Ambarawa pada bulan Oktober 1945 menjadi bukti pertama keberhasilan Sishanrata. Saat itu Kolonel Sudirman menggunakan strategi “Supit Urang” sebagai strategi tempur modern pertama yang berhasil mengalahkan sekutu. Sosok yang kemudian menjadi Panglima Besar Sudirman ini bekerja sama dengan rakyat yang memahami seluk-beluk wilayah Ambarawa untuk membantu taktik supit mengepung sekutu. Kemenangan pun diraih pasukan TKR bersama TNI dengan rakyat terikat erat karena satu tekad dan tujuan, yakni mempertahankan negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa jati diri TNI adalah Tentara Rakyat, Tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Jati diri tersebut menegaskan sikap TNI yang selalu konsisten menjalankan tugas pokoknya dengan penuh semangat untuk melindungi segenap rakyat dan bangsa Indonesia secara profesional tanpa membeda-bedakan suku agama ras maupun diri TNI adalah asas bangsa yang dibutuhkan termasuk saat ini bangsa Indonesia yang diuji dengan isu disintegrasi sosial baik peristiwa di Papua maupun gelombang protes di sejumlah daerah. Di sinilah peran TNI dalam meredam eskalasi agar tidak meluas, tidak mengakar, dan tidak merusak persatuan bangsa. Begitupun dengan disrupsi teknologi yang berpotensi menambah ancaman non konvensional seperti kejahatan siber, radikalisme digital, sindikat narkoba internasional, terorisme serta pergeseran budaya. Segala potensi ancaman tersebut merupakan tantangan yang perlu disikapi serius oleh TNI tanpa menghilangkan konsep kemanunggalan bersama rakyat. Harus diakui pada saat bergulirnya reformasi, TNI sempat tersekat dan berjarak cukup jauh dengan rakyat. Namun reformasi internal yang terus dilakukan membuat TNI lebih profesional, hingga pada tahun 2018 menurut survei LSI, TNI dinobatkan sebagai institusi paling dipercaya rakyat dengan angka tertinggi 90,4 persen melebihi KPK sebesar 89 persuasif terus dilakukan untuk merawat kekuatan TNI. Sebesar apapun dinamika sosial, TNI akan mampu adaptif dengan segala kemampuannya. Saat ini atau gelombang milenial mewajibkan prajurit TNI harus adaptif agar mampu mengimbangi keinginan era milenialisme. Salah satunya dengan pendekatan humanis. Humanisme dalam TNI tidak lantas menyurutkan kemampuan menguasai taktik dan teknik pertempuran. Kemampuan ini adalah lagkah visioner TNI untuk menyatukan taktik militer dengan pendekatan-pendekatan kemanusiaan. Perpaduan kekuatan militer dengan pendekatan kemanusian akan menjadi kekuatan terpendam TNI sekaligus membawa TNI bertahta di hati rakyat. Tahta di Hati RakyatBertahta di hati rakyat bukan berarti TNI sebagai penguasa rakyat. Makna bertahta merupakan Alegori dalam struktur majas bahasa. Alegori menggambarkan perasaan yang dekat antara subjek satu dengan subjek kedua. Tahta dalam perspektif alegori adalah kesetiaan TNI yang melekat di hati rakyat. Makna ini menggambarkan adanya hubungan saling percaya dan saling terikat. Hakikatnya adalah TNI benar-benar hidup di hati tahta di hati rakyat melalui prinsip “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.” Prinsip ini mengandung unsur humanisme yang dijabarkan melalui pendekatan budaya. Pendekatan budaya dapat berupa pendekatan bahasa, pendekatan etika, maupun pendekatan langsung. Profesor Hukum asal Amerika Serikat, Lawrence M Friedman mengatakan, sekalipun dalam satu masyarakat terdapat aturan hukum yang bagus dan prosedur penegakan hukum yang juga bagus, keduanya tidak akan berjalan baik tanpa pendekatan budaya. Budaya ditempatkan sebagai komponen terpenting dalam bekerjanya hukum. Melalui budaya, tatanan hukum akan dapat diterima dengan baik. Begitupun juga dengan TNI yang perlu memahami lingkungan geografis maupun sosial untuk memulai pendekatan prajurit TNI terutama oleh aparat pembina teritorial dapat memilih metode pendekatan mana yang paling mungkin digunakan di masyarakat binaannya. Langkah pertama adalah pemetaan struktur masyarakat. Selanjutnya pemilihan metode apakah melalui pendekatan bahasa, pendekatan etika, maupun pendekatan langsung. Pendekatan yang terus dipupuk dapat dikatakan berhasil jika terdapat kesamaan visi antara prajurit TNI dengan masyarakat binaannya. Pendekatan ini akan membangun hubungan emosional yang kuat, lebih kuat daripada hubungan emosional yang dibangun dalam kondisi normal. Semuanya berangkat dari kemampuan diri sebagai seorang pembina. Apabila ada kekurangan, celah tersebut wajib ditutup dengan belajar dan berlatih. Untuk mendukung pedekatan budaya, yang paling realistis adalah membentuk keluarga asuh. Program ini sudah diterapkan dalam program TNI Manunggal Membangun Desa. Setiap prajurit dalam kegiatan TMMD wajib memiliki keluarga asuh selama kegiatan dilaksanakan. Para aparat komando kewilayahan dapat menerapkannya untuk membangun dan memperbanyak hubungan keluarga asuh. Bagi setiap prajurit, keluarga asuh dapat berfungsi sebagai media informasi pertama sekaligus menangkal isu propaganda yang daya ledaknya dapat memicu konflik. Pendekatan budaya juga dapat didukung oleh kegiatan keagamaan meskipun bukan berarti seorang prajurit harus memiliki keyakinan dan keimanan yang sama. Tujuannya adalah harmonisasi kehidupan antar umat yang berlandaskan Pancasila dengan gagasan pluralisme dalam sosiologis. Gagasan pluralisme sosiologis tidak memisahkan satu golongan dengan golongan lain sekalipun berbeda agama. Jika terdapat kelompok agama yang dianggap radikal atau menyimpang, prajurit TNI wajib datang dengan keteguhan hati serta keyakinan yang kuat untuk mencegah paham tersebut merusak kerukunan. Suatu masyarakat yang menjunjung tinggi kebudayaannya, maka budaya tersebut akan ditempatkan sebagai suatu nilai yang mulia dan sakral sehingga mengikat kuat segala perilaku masyarakatnya. Di titik inilah kerangka besar konsep Humanisme TNI masuk ke dalam bagian Sistem Pertananan Rakyat Semesta. Humanisme dalam konsep Sishanrata akan membentuk pertahanan yang kuat, pertahanan yang partisipatif dan kolaboratif. Pada akhirnya pendekatan humanisme adalah langkah strategis bagi TNI untuk membangun tahta di hati rakyat. Kolonel Arh Zaenudin, 0734/Yogyakartanun
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sebanyak 14 lukisan yang menggambarakan kemanunggalan TNI dengan rakyat mewarnai peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia RI di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. "Ini juga merupakan rangkaian dari 17 Agustus, makanya Kita laksanakan mulai tanggal 15 kemarin, kemudian pamerannya kita gelar tepat pada tanggal 17 ini," kata Perwira Seksi Teritorial Pasiter Kodim 0812 Lamongan, Lettu Inf Sobar Atnanto, di lokasi pameran, halaman Pendopo Lokatantra, Jumat 17/8/2018.Advertisement Menurut Atnanto, selain dipamerkan di peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI, 14 lukisan ini akan bersaing untuk bisa mengikuti lomba ke tingkat Komando Resor Militer Korem dan bahkan ketingkat Komando Daerah Militer Kodam. "14 pelukis ini nanti kita pilih juara 1, juara 2, juara 3, dan harapan 1. Setelah di tingkat Kodim, nanti akan dilombakan di tingkat Korem, kalau di tingkat Makorem masuk, nanti akan dilombakan ke tingkat Kodam, kalau tingkat Kodam masuk, kita lanjutkan ke tingkat pusat," tuturnya. Di sisi lain, salah satu pelukis yang turut berpartisipasi pada pameran tersebut, Eko Suhartono, mengatakan, lukisannya yang berjudul “Melati untuk Prajurit”. Lukisan itu, dikatakannya, menceritakan seorang prajurit yang menjaga di perbatasan, kemudian bertemu dengan petani dan memberikan seteguk air minum. "Tapi sebenarnya petani atau rakyat ini sudah menyiapkan sekuntum bunga melati untuk sang prajurit. Mangkanya ada kamuflase sedikit di lukisan ini sehingga lukisan ini saya beri judul melati untuk prajurit," kata Eko. Ia kemudian membeberkan makna dari mengambil judul lukisan tersebut. Meski hanya tergambar seorang TNI yang memberikan air minum kepada petani, namun lukisannya memiliki makna yang dalam tentang kemanunggalan TNI dengan rakyak. "Pemberian melati untuk prajurit ini sebagai ungkapan kasih dan kecintaan dari seorang petani terhadap seorang prajurit, yang selama ini menjaga keutuhan NKRI," ujar pelukis asal Kecamatan Sugio ini. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
lukisan kemanunggalan tni dan rakyat